Seperti kota-kota besar di belahan dunia lainnya, yang terdapat sebuah kawasan China Twon, maka di wilayah Yogyakarta pun kita akan dapat menemukan suatu kawasan perkampungan masyarakat Tionghoa, walaupun tidak semua masyarakat yang di lokasi perkampungan ini berasala dari Tionghoa. Mereka berbaur bersama dalam kehidupan kesehariannya bersama masyaakat pribumi.
Informasi yang penulis dapatkan,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Pada zaman dulu, masyarakat penduduk kampung Ketandan, rata-rata berjualan toko kelontong, toko jamu dan toko penyedia kebutuhan pokok. Namun, sejak tahun 1950 pola kehidupan masyarkat Kampung Ketandan bergesar menjadi pedagang emas, dan hampir rata-rata sekarang pendudung kampung ini melakukan perniagaan perhiasan emas.
Lokasi perkampungan ini pun sering didatangi oleh para wisatawan yang ingin
menginap di Jogja yang murah sekaligus berburu koleksi perhiasan emas sebagai cinderamata atau pun koleksi pribadi. Apalagi bagi para pecinta perhiasan ornamen yang terbuat dari emas yang berasal dari lokasi tanah jawa (emas jawa).
Ketandan sendiri berasal dari kata "Tondo" yang merupakan sebuah ungkapan untuk para pejabat penarik pajak atau Pejabat Tondo yang memiliki wewenang (diberikan oleh Sultan Hamengkubuwono VII) kepada etnis China.
Sejak 230 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1780 -an masyarakat etnis Tionghoa sudah menempati kawasan wilayah Malioboro. Mereka yang tersebar di beberapa daerah sekitar Kota Yogyakarta, seperti di kampung Ketandan, Beskalan dan Pajeksan.
Kampung Ketandan yang dibangun bersamaan dengan Pura Pakualaman yang letaknya berjarak +/- 2 km sebelah timur dari kota utama kantor Pos. Dimana Kampung Ketandan merupakan saksi sejarah perjalanan akulturasi antar budaya masyarakat Tionghoa, Keraton dan masyarakat Yogyakarta.
Dengan banyaknya masyakat Tionghoa yang tinggal dan membangun kehidupan di wilayah kampung ini, maka masyarakat umum selalu menyebut wilayah ini sebagai kawasan Pecinan yang ada di Yogyakarta.
Bila
tahun baru Imlek atau tahun baru masyarakat China tiba, di kawasan Kampung Ketandan sering diadakan even Pekan Budaya Tionghoa. Dan kampung ini berubah menjadi sebuah negeri China yang di tandai dengan ornamen-ornamen yang berciri khas masyarakat Tionghoa.