Menyambut tahun pelajaran baru – Kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak)
untuk ke sekian kalinya pada minggu ini benar-benar membuat orang tua
siswa was was. Apalagi saat ini berkaitan dengan persiapan tahun
pelajaran baru 2013-2014. Tidak itu saja, bulan puasa Ramadhan 1434 H
sudah di ambang pintu.
Kekhawatiran para orang tua yang memiliki anak sekolah sangat beralasan.
Kenaikan harga BBM biasanya diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan
pokok, jasa, bea dan tarif serta kenaikan biaya lainnya. Ini berpedoman
pada kenaikan harga BBM sebelum sebelumnya.
Tahun pelajaran baru sudah pasti membutuhkan biaya pendidikan yang
besar. Yang melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi, yang barusan mengalami kenaikan kelas dan menghadapi tahun
pelajaran baru. Ini sudah dapat diperkirakan biayanya yang tidak
sedikit. Begitu pula menghadapi bulan puasa ramadhan 1434 H, tidak
mungkin tanpa persiapan kebutuhan pokok yang memadai.
Orang tua siswa semakin menyadari bahwa pendidikan semakin penting bagi
masa depan anak dan masa depan bangsa. Wajib belajar 9 tahun yang pernah
diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia selama ini ternyata belum
cukup aman untuk memberi bekal kepada anak bangsa yang berada dalam
taraf perkembangan dan pertumbuhan. Anak-anak diwajibkan untuk mengikuti
pendidikan di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Apa yang dapat dilakukan oleh anak yang hanya tamat sekolah dasar atau
sekolah menengah pertama? Ternyata anak yang tamat pendidikan dasar ini
belum cukup mampu untuk berbuat suatu yang menolong dirinya dan
keluarganya secara optimal. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membutuhkan keterampilan dan kecakapan yang memadai. Untuk menghadapi
semua itu, seorang anak memiliki latar belakang pendidikan minimal tamat
sekolah menengah atas atau kejuruan menengah atas. Begitu pemikiran
masyarakat pada umunya , terutama yang mempunyai anak usia sekolah.
Para orang tua, tak mau lagi ketinggalan zaman. Wajib belajar 9 tahun
tidak lagi menjadi patokan melainkan wajib belajar 12 tahun atau minimal
pendidikan anak sampai pada jenjang pendidikan sekolah menengah atas.
Maka tidaklah mengherankan, menyambut tahun pelajaran baru bagai sebuah
pesta was was bagi sebagian orang tua yang berekonomi menengah ke bawah.
Kenapa tidak? Si Jabri sudah tamat sekolah menengah pertama, otaknya
cerdas dan mau masuk ke sekolah menengah atas atau kejuruan. Sementara
adiknya si Yudy tamat sekolah dasar kemauannya keras untuk terus
bersekolah dan masuk sekolah menengah pertama. Agak lebih baik jika
masuk jenjang sekolah menegah pertama. Ada dana bantuan operasional
sekolah dari pemerintah. Yang diperlu disediakan hanyanyalah pakaian
sekolah dan peralatan lainnya.
Tentu masih ada yang naik kelas. Siswa juga butuh seragam baru serta
buku dan peralatan yang lainnya baru. Dengan demikian, tahun prlajaran
baru identik dengan serba baru. Orang tua ada yang berprinsip; Tidak ada
rotan akar pun jadi. Asal anak-anaknya dapat bersekolah, mereka rela
mengurangi kebutuhannya sendiri untuk kepentingan pendidikan anak.
Inilah prinsip yang masih dibutuhkan saat kenaikan harga BBM kembali
terjadi.