Pemakaian
jilbab kini menjadi tren yang semakin di gandrungi kaum muslimah. Mulai
dari ibu-ibu PKK hingga adik-adik sekolah semakin banyak menggunakan
tampilan yang Islami ini. Kita hargai semangat ke Islaman ini. Tapi, ada
yang perlu di sempurnakan, kebanyakan kaum muslimah salah kaprah dalam
memakai jilbab sehingga memakai jilbab ala tren terkini. “Syar’i Tapi
Modis”, katanya. Nah bener gak sih pakai jilbab seperti itu? Yuk, kita
bahas.
Syar’i tapi modis?
Sepintas, mungkin kita bangga dengan banyaknya muslimah yang mulai
memakai kerudung. Para muslimah kini tak canggung untuk memakai
kerudung. Namun, satu yang perlu kita perhatikan, ternyata jilbab yang
mereka pakai ini ternyata belum sesuai dengan syariat.
Adalah jilbab gaul, model jilbab yang katanya syar’i tanpa meninggalkan
mode. Jilbab jenis inilah yang sering kali di pakai oleh para muslimah.
Tapi sayang, ternyata jilbab gaul ini, masih belum memenuhi kriteria jilbab syar’i. Kenapa? karena syariat kita ini mensyariatkan jilbab
untuk mnutup aurat kaum muslimah. Nah, para pemakai jilbab gaul ini,
meski memakai “jilbab” tetap tidak menyembunyikan auatnya. Coba lihat,
di atas sih pakai kerudung, tapi bawahnya gak segan memakai “full
pressed body” alias baju ketat. Kadang bahkan pakaiannya tersingkap
karena kekecilan. Ada juga yang pakai kerudung tapi ternyata bajunya
transparan memperlihatkan kulitnya, nah lo.
Kenapa sih seperti ini? Soalnya kaum muslimah belum memahami batasan
jilbab yang syar’i. Sebagai muslim, kita harus tahu dong batasan jilbab
agar bisa melaksanakan syariat dengan benar. Nah, Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah Nah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa
jilbab adalah kain yang menutupi kepala dan seluruh badannya. Kain ini
bisa satu potong atau lebih. Jadi yang namanya jilbab dalam syariat itu
bukan sekedar menutup rambut. Jilbab adalah pakaian kaum muslimah itu
sendiri. Itu dia batasan jilbab, jadi gak benar orang yang memakai
jilbab tapi Cuma nyekek leher.
Selain itu, salah satu syarat jilbab syar’i adalah jilbab itu sendiri
adalah bukan merupakan perhiasan. Karena Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman yang artinya, “
Dan janganlah kamu mukminah menampakkan
perhiasannya kecuali yang nampak darinya.” (QS. An-Nur:31). Yang
dimaksut ‘kecuali yang nampak darinya’ kata Ibnu Mas’ud radhiallahu
‘anhu yang di kecualikan ini adalah bajunya (sama sekali tidak boleh
menampakkan anggota tubuhnya), sedang kata Ibnu ‘Abbas radhiallahu
‘anhuma adalah wajah dan telapak tangannya. Sisi pendalilan dari ayat
ini adalah Allah melarang kaum mukminah menampakkan perhiasannya kecuali
baju atau wajah dan telapak tangan. Nah, kalau jilbabnya ini merupakan
perhiasan, gak ada artinya dong larangan menampakkan perhiasan tapi
jilbabnya malah merupakan perhiasan.
Berbaju tapi kok telanjang ?
Salah satu mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
dalam sabda beliau. Sabda beliau yang shahih pasti akan menjadi
kenyataan. Hal ini karena apa yang beliau sabdakan adalah wahyu. Allah
telah berfirman, yang artinya, “
dan tidaklah di (Muhammad) berbicara
dari hawa nafsunya. Hal itu tidak lain kecuali wahyu yang di wahyukan.”
(QS. An-Najm:4-5).
Nah, salah satu contoh mukjizat Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam ada dalam sabda beliau berikut ini :
“
Dua golongan dari penduduk neraka yang belum aku lihat: Orang-orang
yang membawa cambuk seperti ekor sapi untuk memukuli manusia; dan wanita
yang berpakaian tapi telanja, bermaksiat dan mengajak orang kepada
maksiat, kepalanya seperti punuk onta yang miring, wanita ini tidak akan
masuk surga dan tidak akan mencium wanginya padahal wanginya bisa di
dapati dari perjalanan sekian dan sekian waktu.” (HR. Muslim)
Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah menafsirkan sabda beliau ‘wanita yang
berpakaian tapi telanjang’ maksutnya adalah orang yang memakai pakaian
yang tipis yang membentuk tubuh dan tidak menutupinya. Jadi, tetap
dinamakan berpakaian, namun hakikatnyatelanjang.
Kan baru belajar?
Hari gini baru belajar?
Baca Selengkapnya di
http://rumahbelanjamuslim.blogspot.com/2013/03/berjilbab-kok-telanjang-jilbab-gaul.html