Lagu anak Indonesia langka - Postingan kali ini hanyalah opini semata
yang diilhami oleh suara sederhana putri admin yang kebetulan
menyanyikan lagu naik-naik ke puncak gunung.
Lagu-lagu anak semakin langka! Itulah yang tercetus dalam pikiran admin.
Mengapa langka? Coba cari, televisi mana yang masih peduli untuk
menayangkan acara dan lagu-lagu anak? Kalau ada jaringan televise
menampilkan anal-anak, namun lagu-lagu yang dibawakan adalah lagunya
orang dewasa dari berbagai jenis dan aliran musik.
Maka jangan heran jika anak-anak sekarang ini semakin latah menyanyikan
lagu-lagu orang dewasa. Masih kecil sudah pandai menyanyikan lagu cinta!
Padahal itu belum makanan fikiran anak-anak seusia mereka. Wah, Uda
GoBlog bisa bilang, orang dewasa semakin egois.
Admin Uda Goblog jadi terjebak pada rentang waktu semasa masih jadi
anak-anak dulu. Penyanyi lagu-lagu anak yang popular sekitar 70-an,
antara lain Chica Koeswoyo, Adi Bing Slamet, Yoan Tanamal, Ira Maya
Sofa, dan lain-lain. Penyanyi yang disebutkan ini sebaya atau hampir
sebaya dengan Uda GoBlog.
Publikasi acara dan lagu-lagu anak hanyalah TVRI Stasiun Pusat Jakarta.
Televisi milik pemerintah ini sering menayangkan lagu anak-anak
Sementara, pita kaset lagu-lagu anak cukup laris dan digemari oleh
anak-anak dan orang tua yang peduli kebutuhan psikologi anak.
Zaman akhirnya berganti dan muncullah penyanyi-penyannyi cilik seperti
Joshua, Trio Kwek-kwek, Eno Lerian, Tina Toon, Cindy Cenora dan banyak
lagi yang lainnya. Televisi swastapun bermunculan sekitar awal 90-an.
Maka tak ayal lagi, lagu anak-anak menjadi populer di masa itu. Bahkan
dibuat acara khusus untuk anak-anak Indonesia semisal Eno Ceria. Di
kalangan pencipta lagu-lagu anak, ada nama Papa T Bob dan Kak Seto
Mulyadi. Orang dewasa dan pihak pertelevisian, memang benar-benar peduli
kepada perkembangan anak-anak Indonesia.
Uda GoBlog tidak tahu persis, mengapa akhir-akhir ini televisi swasta
nasional jarang menyiarkan lagu-lagu anak. Apakah karena persaingan
antar televisi dalam mengejar rating semakin ketat sehingga mereka
memburu icon acara yang meningkatkan rating semata? Bagaimana pula
dengan produser musik? Sungguh tak paham dengan kenyataan ini.